SISI GELAP TIONGKOK
(Studi Sistematis tentang Isu Sosial, Politik, dan HAM)
Abstrak
Tiongkok adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, tetapi di balik kemajuan tersebut terdapat berbagai sisi gelap yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), sensor media, kerja paksa, hingga pengawasan massal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara sistematis fenomena tersebut dengan pendekatan kualitatif berbasis literatur ilmiah dan laporan independen. Penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun Tiongkok mengalami kemajuan teknologi dan ekonomi yang luar biasa, sisi gelap tersebut memiliki konsekuensi global terhadap norma-norma demokrasi dan kebebasan sipil.
Kata Kunci: Tiongkok, Hak Asasi Manusia, Sensor, Kerja Paksa, Pengawasan
1. Pendahuluan
Sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia, Tiongkok memainkan peran sentral dalam geopolitik global. Namun, pertumbuhan ekonominya tidak lepas dari praktik-praktik yang kerap kali melanggar norma internasional. Sisi gelap Tiongkok meliputi pelanggaran HAM di Xinjiang, represi politik di Hong Kong, pembatasan kebebasan berpendapat, serta sistem pengawasan sosial yang ketat.
Tujuan utama artikel ini adalah menguraikan fenomena-fenomena tersebut secara ilmiah dan sistematis.
2. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, dengan mengumpulkan data sekunder dari:
-
Laporan Amnesty International
-
Laporan Human Rights Watch
-
Artikel jurnal akademik
-
Berita dari media internasional terpercaya
Analisis dilakukan secara deskriptif-kualitatif untuk mengidentifikasi pola-pola pelanggaran dan implikasinya.
3. Pembahasan
3.1 Penindasan di Xinjiang
Pemerintah Tiongkok dituduh melakukan kerja paksa, interniran massal, dan upaya "re-edukasi" terhadap minoritas Uighur di Xinjiang. Bukti satelit dan kesaksian mantan tahanan menunjukkan adanya kamp-kamp penahanan rahasia yang dijustifikasi atas nama "perang melawan terorisme."
3.2 Sensor Media dan Kebebasan Berpendapat
Tiongkok menerapkan sistem sensor internet yang dikenal sebagai "Great Firewall". Ribuan situs, termasuk media asing dan platform sosial, diblokir. Selain itu, jurnalis dan aktivis menghadapi tekanan berat, dengan banyak di antaranya yang dipenjara atau "menghilang" setelah mengkritik pemerintah.
3.3 Represi di Hong Kong
Penerapan Undang-Undang Keamanan Nasional 2020 menyebabkan pembungkaman protes demokrasi di Hong Kong. Banyak aktivis pro-demokrasi yang dipenjara, surat kabar ditutup, dan partai politik oposisi dibubarkan.
3.4 Sistem Skor Sosial
Tiongkok mengembangkan sistem "Skor Sosial" untuk mengontrol perilaku warganya. Sistem ini mengumpulkan data aktivitas individu, dari pembayaran tagihan hingga interaksi sosial, untuk menentukan "nilai" sosial seseorang. Skor rendah dapat menyebabkan larangan bepergian atau pembatasan akses terhadap layanan publik.
3.5 Kerja Paksa di Sektor Industri
Beberapa laporan menyatakan bahwa produk dari sektor tekstil, teknologi, dan pertanian Tiongkok dihasilkan melalui kerja paksa, khususnya di wilayah Xinjiang. Hal ini memicu boikot global terhadap beberapa merek yang berbasis di Tiongkok.
3.6 Persekusi terhadap Agama
Selain Muslim Uighur, komunitas Kristen bawah tanah dan praktisi Falun Gong juga mengalami persekusi. Pemerintah melakukan demolisi gereja, pelarangan ibadah, hingga penahanan massal.
3.7 Teknik Pengawasan Biometrik
Teknologi pengenalan wajah dan AI diterapkan secara luas untuk mengawasi masyarakat. Penggunaan teknologi ini mempersempit ruang gerak individu dan meningkatkan kontrol negara atas kehidupan pribadi warganya.
3.8 Politik Ekspansionis di Laut Cina Selatan
Tiongkok terlibat sengketa wilayah di Laut Cina Selatan dengan berbagai negara ASEAN. Pembangunan pulau buatan dan aktivitas militer di wilayah tersebut menunjukkan kecenderungan hegemonik yang mengabaikan hukum laut internasional.
3.9 Manipulasi Ekonomi
Tuduhan tentang manipulasi mata uang, dumping produk, dan praktik ekonomi tidak adil membayangi hubungan dagang Tiongkok dengan negara-negara lain. Hal ini menimbulkan ketidakstabilan ekonomi global.
3.10 Isu Pelanggaran Hak Perempuan dan Buruh
Masalah kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi gender di tempat kerja, dan perlakuan buruk terhadap buruh migran tetap menjadi tantangan besar di Tiongkok.
4. Kesimpulan
Tiongkok menghadirkan paradoks besar: di satu sisi, pertumbuhan ekonominya luar biasa; di sisi lain, praktik-praktik represifnya menimbulkan keprihatinan global. Memahami sisi gelap Tiongkok penting untuk merumuskan kebijakan luar negeri yang adil dan efektif. Masyarakat internasional harus mendukung penegakan HAM dan demokrasi di mana pun pelanggaran terjadi.
5. Daftar Pustaka
-
Amnesty International Reports (2022)
-
Human Rights Watch World Report (2023)
-
Freedom House: Freedom on the Net (2023)
-
BBC News, "Xinjiang: China’s 'Re-education Camps' in Spotlight" (2022)
-
The Guardian, "Hong Kong Democracy Movement Crushed" (2021)
-
Journal of East Asian Studies, "Surveillance State: Technology and Governance in China" (2022)